Wednesday, October 13, 2010
Between Music and Gaming
Saya pecinta musik dan penyuka game. Kedengarannya biasa-biasa saja mungkin. Tapi akhir-akhir ini ada fenomena unik yang saya temui [atau saya sadari] bila ada keterkaitan antara game yang dimainkan seseorang dan musik yang didengarkan.
Dulu, zaman masih jadi mahasiswa ugal-ugalan saya sekelas dengan 3 orang gamer freak. Bagaimana tidak freak karena pada saat masuk kelas kantung mata ketiganya hitam kelam karena baru tidur 1 atau 2 jam sebelum kuliah dimulai.
Dua teman saya itu memang suka musik cadas. Setiap hari playlist macam Slipknot, Soulfly, Sepultura, Pantera, Dream Theater, hingga yang kekinian macam As I Lay Dying, Lamb of God, Primer 55 dan segudang grup lainnya jadi makanan kami sehari-hari. Tak jarang kita duduk-duduk di depan kampus sambil ngobrol ngelantur dari yang serius sampai yang bacot-bacot enggak jelas sambil ditemani botol-botol [minuman isotonik, softdrink, susu atau suplemen] dan berbungkus-bungkus kacang.
Karena saya tidak smoking maka saya hanya kebagian asap pembuangan 2 teman saya tadi.
Nah teman saya yang satunya awalnya malu-malu mendengarkan musik cadas. Tapi gara-gara semakin banyak game yang pake musik cadas di dalamnya kayak NFS series, GTA series dan banyak lagi dia keracunan juga. Tadinya dia seorang penggemar J-Music, ujung-ujungnya musik tempo tinggi macam Rancid pun dia telan juga [good job brother E].
Saya baru nyadar kalau teman-teman di kantor saya sekarang banyak yang menyukai musik cadas. Mau yang lokal macam Seringai, Burgerkill, Jeruji sampai yang luar macam Killswitch dan tentunya Slipknot. Selain itu, rata-rata teman sekantor yang gamer addict juga suka musik-musik elektronik entah itu elektropop, atau chiptunes.
Yang sedikit aneh lagi, teman-teman saya yang cenderung mendengarkan musik non mainstream lebih memilih membangun rig berplatform AMD. Sama halnya dengan saya. Apakah ini karena Intel dan NVidia adalah produk-produk mainstream sementara AMD dan Radeon adalah versi non mainstream di dunia rig dan gaming? Saya belum menemukan jawaban yang pasti. Tapi feeling di hati merasa begitu sih [jiahahaa dasar cheap bastard].
Nah, begitu juga dengan sipacar. Dia suka game-game ringan dan lucu. Enggak heran selera musiknya juga yang ringan-ringan. [Belakangan kita suka karaokean bareng]. Sipacar juga gak pernah memikirkan apa yang ada di dalam rignya. Yang penting internet cepat dan kalau dipake kerja enggak lemot. As simple as that. Tapi bukan berarti sipacar buta game juga. Buktinya dia tau Olimpiade Megaxus [so amaze to hear that bonbon].
So, bagaimana dengan kalian? Setuju kalau game mempengaruhi selera musik? Jiahhh,,,bolehlah kita berbacot-bacot ria disini. Come on. Let’s rawkk
and still playing this game
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment