Sunday, July 11, 2010

Keroncong Nikmat yang Hip Hop

Keroncong dan hip hop seringkali berseberangan, terutama soal penikmatnya. Tapi dengan usaha keras, Cronik meramunya menjadi aransemen musikalitas yang unik.

"Sebenarnya sih keroncong nikmat itu pelesetan dari anak-anak (kru, red) karena kita suka masuk-masukin berbagai elemen musik ke musik kita, utamanya etnik dan ada keroncong juga lah. Jadilah nama Cro-nik dari keroncong yang nikmat, padahal kita ya hip hop dasarnya," ujar Riza dan Elick, dua personil Cronik ketika ditemui detikbandung.

Riza menambahkan Cronik sendiri berawal dari sebuah grup hip metal Pecadillo yang dibentuk oleh Elick sejak tahun '99. "Waktu itu formasi awalnya full band dengan DJ set, namun karena kesibukan beberapa personil Pecadillo sempat vakum hingga tahun 2002," tutur Riza.

Berbekal kegemaran akan musik yang memakai DJ, Riza dan Elick menjajal manggung di acara hip hop jalanan. "Waktu itu tahun 2002, kebetulan dekat sama komunitas hip hop, ada acara hip hop kaki lima yang digelar secara rutin di Dago. Pas itu manggungnya masih tanpa nama, belum dengan nama Cronik," seloroh Riza.

Setelah beberapa lama manggung di hip hop kaki lima, Elick dan Riza bertemu DJ E-One. "Nah Iwan ini yang ngajakin bikin grup hip hop dengan nama Cronik," sambung Riza lagi.

Pada awalnya personel Cronik berjumlah enam orang. "Waktu itu kita bikin Cronik dengan formasi tiga DJ dan tiga MC, yaitu Is-Flip (DJ), Agung a.k.a Scratchy (DJ), E-one a.k.a DJ E, MC Elmo, MC Riza dan MC Elick, pokoknya mirip-mirip dengan Jurassic 5 dan Executioner (grup hip hop asal USA, red)," seloroh Elick.

Uniknya sejak awal berdiri Cronik sudah membawakan lagu kreasi mereka sendiri. "Dari awal memang kita sepakat membawa lagu sendiri, dengan menonjolkan DJ sebagai elemen utamanya. Istilahnya 'turntablist'," tutur Riza.

Namun formasi awal Cronik tak bertahan lama, karena satu dan lain hal Iis a.k.a Is-Flip harus meninggalkan Cronik dan digantikan oleh Odotto pada tahun 2004.

Dengan formasi barunya Cronik semakin kebanjiran job manggung. Baik di Bandung ataupun di kota-kota lain. "Lumayan lah, dari acara kecil, mulai merangkak ke pensi-pensi di berbagai kota," tutur Riza bangga.

Pada tahun 2005 Cronik merilis E.P pertamanya, bertitel 'Rise'. E.P pertama merekapun direspon secara positif oleh publik. "Yah mungkin karena kita gak underground banget, juga gak bling-bling jadinya kita lebih mudah diterima publik," ujar Riza.

Bicara soal lirik, Cronik tidak hanya menyemprotkan lirik pedas dan kritik sosial, tapi juga ada tema pesta dan klub. "Kita campur aja semua idealisme personil Cronik, kalau musikalitas pasti kita campur elemen etnik soalnya kita semua suka musik etnik," tutur Riza lagi.

Karena keunikannya, grup yang akan merilis album teranyarnya tahun 2009 ini sering mendapat tawaran manggung di acara-acara besar. Sebutlah Dago Festival, Soundrenaline hingga panggung jazz internasional Java Jazz Festival juga pernah dicicipi oleh grup hip hop multi talenta ini. "Tentu itu sebuah berkah, hobi yang menghasilkan," seloroh Riza seraya tertawa.

Namun kesuksesan mereka masih diiringi keluarnya Odotto pada tahun 2009. "Biasa, kesibukan keseharian, sekarang sih kita jalan berlima aja," tutur Riza yang diamini Elick.

Meski sudah sering tampil di acara-acara besar Cronik tidak lantas menjadi kacang yang lupa kulitnya. Terbukti mereka tetap eksis tampil di acara-acara komunitas dan mereka pun sempat membuat album amal untuk Aceh 'Mempetisi Langit' di tahun 2005.

"Gak mungkin lah kita 'lupa', komunitaslah yang membesarkan kita," tutur Elick dan Riza.

0 comments: