Monday, July 12, 2010

Nonton dan Belajar Film di Kineruku

Saat ini banyak rental film bertebaran di Bandung. Namun sebuah konsep berbeda dihadirkan oleh Kineruku. Tidak sekadar menyewakan, Kineruku mengajak penikmat film untuk menjadikan film bukan sekedar tontonan. Namun menjadi salah satu media pembelajaran yang bisa memperluas pengetahuan penikmatnya.

Berlokasi di Rumah Buku, Jl Hegarmanah 52 Bandung, Kineruku berawal dari ide Ariani Darmawan, seorang arsitek dan seniman yang mendirikan Rumah Buku di tahun 2003.

"Awalnya Kineruku juga belum menemukan benang merahnya, di tahun 2003 saya mendirikan Rumah Buku yang terinspirasi dari mudahnya akses mendapat informasi di negara maju ketika saya kuliah di Chicago tahun '99 hingga '01. Karena saya juga memiliki beberapa koleksi film, saya memasukan koleksi-koleksi itu sebagai pelengkap Rumah Buku," tutur Ariani.

Menyoal nama, Ariani menuturkan bahwa Kineruku adalah gabungan dari kata Cinema dan Rumah Buku. "Orang film terkadang menyebut cinema dengan kine, dan karena lokasinya ada di Rumah Buku saya singkat menjadi ruku. Jadilah Kineruku," ujarnya.

Di awal berdirinya, Kineruku hanya memiliki 40-an koleksi film. Semuanya
adalah koleksi pribadi Ariani. Hingga akhirnya Ariani bertemu seorang pengunjung tetap Rumah Buku, Budi Warsito, yang menyarankan untuk menggarap Kineruku secara lebih serius.

"Di akhir 2003 saya mulai sering ngobrol sama Budi, ia memberi usul agar Kineruku tidak sekedar menjadi pelengkap Rumah Buku, soalnya buku dan film adalah dua hal yang terkait erat. Kita bisa baca buku mengenai suatu hal dan menonton visualnya lewat film," ungkap Ariani.

Dari sana, Kineruku yang tadinya hanya menyewakan film mulai membuat sejumlah program nonton film bareng. "Sebenarnya bukan sekedar nonton film seperti di bioskop, penonton datang, nonton, lalu pulang. Kita memutar film secara tematik, membuat review sendiri dan berdiskusi bareng yang nonton," tutur Ariani.

Beberapa acara yang pernah digelar Kineruku diantaranya adalah 'The Other
Side of American Cinema' di tahun 2004 dan 'Chick Flicks' di tahun 2006.

"The Other Side of American Cinema bertujuan untuk mengenalkan bahwa Amerika
memiliki film-film yang berkualitas baik, sekalipun film-filmnya tidak masuk kategori box office dan Chick Flicks mencoba menghadirkan film-film mengenai perempuan. Ini yang kita maksud mengedukasi lewat film. Jadi filmnya pun kita seleksi, utamanya yang menyimpan sejarah," ujar Ariani.

Saat ini, Koleksi film Kineruku telah mencapai 1.000 judul dengan jumlah member tak kurang dari 1.113 orang. Kineruku kini memiliki program reguler nonton film bareng setiap Sabtu malam. Jika anda tertarik meminjam film-film koleksi Kineruku, anda harus menjadi anggota terlebih dahulu.

"Keanggotaan ada dua macam untuk kategori A biayanya Rp 45 ribu sedangkan
untuk B Rp 95 ribu. Yang membedakan adalah jenis item yang boleh disewa," tutur Ariani.

Menjelang bulan ramadhan ini, Kineruku juga memiliki program pemutaran film
dan festival film anak. Jika anda ingin mencari film yang bukan sekedar tontonan, rasanya Kineruku adalah pilihan tepat.

0 comments: