Sunday, July 11, 2010
Blender Musik Elektrik dan Etnik
Musik elektrik sering diidentikan dengan jedag-jedug beat disco di lantai dansa. Namun Mobilderek, grup band elektronik veteran asal Bandung, mencampurkan musik elektrik dan etnik bak buah yang diblender sehingga menimbulkan rasa yang padu.
"Awalnya kami juga gak mikir sampai sana, kita pokoknya niatnya bikin yang beda dari yang sudah ada," tutur Ervan sang DJ dan Sampler.
Namun saat ada tawaran untuk mengisi album Viking Persib Compilation 1 pada tahun 2003, kami sempat merasa ragu untuk membuat musik yang full elektronik.
"Persib dari Bandung yang nyunda banget, masa kita bikin musik yang full elektrik dan ga ada elemen Sunda-sundanya sama sekali, rasanya kok gak masuk," tutur Ervan yang diamini Doji sang MC.
"Akhirnya Mobilderek berkunjung ke Studio Ciwastra dan bertemu dengan Ki Bujang (musisi Sunda, red) yang menawarkan konsep mix and match musik itu, dan duarrr... jadinya luar biasa keren. Bisa didengar di lagu Persib Nu Aing," tutur Ervan.
Ervan cs yang tadinya banyak memakai DJ set, Drum Machine dan Sampler, malah jadi ketagihan memasukkan elemen musik tradisional. "Yah kita sempat juga beli Kecapi, dan alat-alat musik tradisional lain, utamanya sih alat musik bambu," ujar Ervan.
Namun begitu, Mobilderek tidak sekedar mencampur musik bak air dan minyak. Mereka memadupadankan satu sama lain sehingga kedengarannya tidak terlalu etnik tapi juga tidak terlalu elektronik.
"Kita tetap harus memperhatikan pendengar, biasanya yang mendengar kita anak muda makanya kita ramu sedemikian rupa biar yang denger tetap merasa asik," sambung Ervan lagi.
Lebih jauh Mobilderek memiliki misi tersendiri dengan dibawanya musik etnik ke dalam pakem musik mereka. Yaitu melestarikan musik tradisional.
"Tadinya kita hanya memamkai musik tradisional Sunda, tapi lama kelamaan kami merasa Indonesia kan tidak hanya Sunda, instrumen lain juga banyak yang keren. Sekaligus kita ingin elemen musik itu jadi ciri khas kita dari Indonesia yang gampang diinget. Seperti logo kita yang stripe hitam kuning dan ada di mana-mana," tutur Ervan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment