Sunday, July 11, 2010

Pedasnya Hardcore dan Lembutnya Gamelan Sunda Ala Anaking


Kreativitas anak muda terkadang sering memunculkan ide-ide yang berada di luar akal sehat. Seperti yang dilakukan oleh Layala Krisna Patria Roesli dan Kevin Martino dengan membentuk grup musik Anaking, sebuah band hardcore dengan sentuhan musik etnik gamelan sunda.

Mengenai alasan dipilihnya gamelan sebagai bagian dari perjalanan bermusik mereka, Yala dan Kevin memiliki argumen sendiri. "Kita ingin melestarikan budaya Sunda, membuat sesuatu yang lebih kreatif dan sebisa mungkin bisa memperluas pangsa pasar musik Authority," ungkap Yala yang sertamerta diamini oleh Kevin yang ditemui disela-sela sesi latihan Anaking.

Meski begitu mereka mengaku tidak mudah pada awalnya untuk menggabungkan dua genre musik yang jelas-jelas berbeda. "Jelas sulit tangga nadanya saja sudah beda, tapi semua itu membuat keterbatasan yang menantang," tukas Yala, anak ke-2 dari Almarhum Harry Roesli ini.

Sesekali mereka juga mencoba bereksperimen dengan sejumlah alat musik yang sudah keluar dari pakem musik cadas, seperti kendang, suling sunda dan biola.

Sebelum bernama Anaking, grup band mereka bernama Authority yang mengusung genre musik ala New York Hardcore (NYHC) pada tahun 1995.

Setelah menemukan ramuan yang cocok untuk memadukan hardcore dan gamelan, Yala mulai merasakan perlunya penggantian nama untuk band mereka. "Rasanya gak pas aja musiknya ada elemen etniknya namanya masih nama barat," ujar Yala.

Setelah berdiskusi dengan berbagai pihak,Yala dan teman-teman Authority sepakat untuk menggunakan nama 'Anaking' sebuah nama dari kosakata bahasa Sunda yang berarti Anakku. Namun begitu, sebagai bentuk penghargaan terhadap nama terdahulu, mereka sepakat untuk mencantumkan 'Anaking-Baheulana Authority', pada setiap publikasi dimana mereka akan manggung.

Saat ini Anaking tengah disibukkan dengan pengumpulan materi Album terbaru yang rencananya akan rilis tahun ini. Disinggung mengenai masalah genre musik dengan nama yang baru ini Yala menuturkan "Musik kita adalah gabungan hardcore dan etnik".

Tentunya keeksisan mereka selama 14 tahun (sejak grup band mereka bernama Authority-red) sudah cukup membuktikan bahwa mereka adalah generasi muda pecinta musik yang tidak sekedar bermain musik. Authority yang telah bertransformasi menjadi Anaking telah membuktikan. Anaking adalah satu bentuk pelestarian budaya Sunda dengan cara yang unik dan tidak terkesan kaku dan menggurui

0 comments: